Selasa, 13 Juni 2017

Bastakiya, Pemukiman Bernilai Sejarah di Dubai


Dubai merupakan kota yang selalu dikenal dengan bangunan-bangunan tinggi dan kehidupan modernnya. Dalam hiruk-pikuk dan semaraknya Dubai, sebuah permukiman tua menjadi saksi perjalanan kehidupan metropolitan padang pasir itu.

Pada akhir abad ke-19 Bastakiya dihuni oleh saudagar-saudagar asal Iran. Kini, kawasan ini banyak dihuni pemukim asal Pakistan (dua orang di tengah) dan Bangladesh (kiri dan kanan). Umumnya warga asal Pakistan masih mengenakan busana tradisinya, shalwar kamis. Keempat orang ini tengah menikmati udara sore yang cukup sejuk di bantaran Sungai Dubai.
Al Bastakiya adalah salah satu daerah pemukiman tertua di Dubai. Asal nama distrik ini berasal dari daerah Bastak, di Iran, dimana para penghuninya berpindah-pindah. Kota ini terletak di sepanjang Dubai Creek. Di dalamnya ada menara-menara angin serta Benteng Al Fahidi, bangunan tertua di Dubai.

Lokasinya berseberangan dengan pasar emas dan pasar rempah yang selalu ramai. Mereka menamai tempat tinggal di tanah rantauan itu dengan sebutan Bastakiya yang mengacu pada Kota Bastak di Iran Selatan. 


Konstruksi awal pembangunan Al Bastakiya terjadi pada sekitar tahun 1890-an. Di pusatnya, wilayah ini mampu menampung 60 unit rumah, yang sebagian besar dipisahkan oleh jalan setapak yang sempit dan berbelok-belok.

Dulunya, kawasan ini merupakan tempat tinggal para kaum ekspatriat. Namun penemuan sumber minyak di daerah ini membuat kaum ekspatriat ini bermigrasi ke Al Bastakiya dan Al Souk Al Kabir.

Pada sekitar tahun 1970an, setengah dari Al Bastakiya dihancurkan untuk membuat jalan bagi pembangunan kompleks perkantoran baru penguasa emirat. Beberapa area yang tersisa pun menjadi tidak terurus. Setelah itu rumah-rumah menara angin di daerah yang tersisa sebagian besar digunakan sebagai gudang atau akomodasi untuk buruh yang datang dari berbagai negara.

Tahun 1989, pemerintah Dubai memutuskan untuk membongkar habis sisa-sisa daerah Al Bastakiya. Namun Pangeran Charles yang memang dikenal mencintai bangunan bersejarah, mengatakan bahwa Bastakiya harus dilestarikan. Pada akhirnya, rencana untuk menghancurkan Bastakiya ini

Tahun 2005, Dubai Municipality memutuskan untuk melestarikan daerah ini dan  Al Bastakiya.

Permukiman di kampung lama Bastakiya ini berbentuk kotak-kotak dengan warna khas gurun, yang dibelah gang-gang sempit. Di beberapa sudut tampak barjeel, menara segi empat yang berfungsi sebagai pendingin ruangan buatan kearifan teknologi masa lalu.

Di sebuah lorong yang lebar, berjajar toko-toko tekstil yang menawarkan pashmina atau kafiye. Penjualnya para pedagang asal Pakistan dan India. Cara menawarkan mereka kadang mengagetkan. Betapa tidak, ketika Anda berjalan tiba-tiba dikalungi kafiye, lalu diajak setengah memaksa ke toko si penjual.

Kian malam, Bastakiya kian semarak. Kapal-kapal motor hilir mudik. Sesekali mengalah lantaran sebuah dhow besar—kapal dalam tradisi Arab— yang membawa para pelancong menikmati makan malam sembari menyusuri Sungai Dubai. 

sumber:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/09/bastakiya-permukiman-di-dubai-lama
http://travel.kompas.com/read/2014/08/04/190500527/Bastakiya.Permukiman.di.Dubai.Lama.
https://id.wikipedia.org/wiki/Al_Bastakiya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar