Dubai merupakan kota yang selalu dikenal dengan
bangunan-bangunan tinggi dan kehidupan modernnya. Dalam hiruk-pikuk dan semaraknya Dubai, sebuah
permukiman tua menjadi saksi perjalanan kehidupan metropolitan padang pasir
itu.
Pada akhir abad ke-19 Bastakiya
dihuni oleh saudagar-saudagar asal Iran. Kini, kawasan ini banyak dihuni
pemukim asal Pakistan (dua orang di tengah) dan Bangladesh (kiri dan kanan).
Umumnya warga asal Pakistan masih mengenakan busana tradisinya, shalwar kamis.
Keempat orang ini tengah menikmati udara sore yang cukup sejuk di bantaran
Sungai Dubai.
Al Bastakiya adalah salah satu
daerah pemukiman tertua di Dubai. Asal nama distrik ini berasal dari daerah
Bastak, di Iran, dimana para penghuninya berpindah-pindah. Kota ini terletak di
sepanjang Dubai Creek. Di dalamnya ada menara-menara angin serta Benteng Al
Fahidi, bangunan tertua di Dubai.
Lokasinya berseberangan dengan pasar
emas dan pasar rempah yang selalu ramai. Mereka menamai tempat tinggal di tanah
rantauan itu dengan sebutan Bastakiya yang mengacu pada Kota Bastak di Iran
Selatan.
Konstruksi awal pembangunan Al
Bastakiya terjadi pada sekitar tahun 1890-an. Di pusatnya, wilayah ini mampu menampung
60 unit rumah, yang sebagian besar dipisahkan oleh jalan setapak yang sempit
dan berbelok-belok.
Dulunya, kawasan ini merupakan
tempat tinggal para kaum ekspatriat. Namun penemuan sumber minyak di daerah ini
membuat kaum ekspatriat ini bermigrasi ke Al Bastakiya dan Al Souk Al Kabir.
Pada sekitar tahun 1970an, setengah
dari Al Bastakiya dihancurkan untuk membuat jalan bagi pembangunan kompleks
perkantoran baru penguasa emirat. Beberapa area yang tersisa pun menjadi tidak
terurus. Setelah itu rumah-rumah menara angin di daerah yang tersisa sebagian besar
digunakan sebagai gudang atau akomodasi untuk buruh yang datang dari berbagai
negara.
Tahun 1989, pemerintah Dubai
memutuskan untuk membongkar habis sisa-sisa daerah Al Bastakiya. Namun Pangeran
Charles yang memang dikenal mencintai bangunan bersejarah, mengatakan bahwa
Bastakiya harus dilestarikan. Pada akhirnya, rencana untuk menghancurkan
Bastakiya ini
Tahun 2005, Dubai Municipality memutuskan
untuk melestarikan daerah ini dan Al Bastakiya.
Permukiman di kampung lama Bastakiya
ini berbentuk kotak-kotak dengan warna khas gurun, yang dibelah gang-gang
sempit. Di beberapa sudut tampak barjeel, menara segi empat yang berfungsi
sebagai pendingin ruangan buatan kearifan teknologi masa lalu.
Di sebuah lorong yang lebar,
berjajar toko-toko tekstil yang menawarkan pashmina atau kafiye.
Penjualnya para pedagang asal Pakistan dan India. Cara menawarkan mereka kadang
mengagetkan. Betapa tidak, ketika Anda berjalan tiba-tiba dikalungi kafiye,
lalu diajak setengah memaksa ke toko si penjual.
Kian malam, Bastakiya kian semarak.
Kapal-kapal motor hilir mudik. Sesekali mengalah lantaran
sebuah dhow besar—kapal dalam tradisi Arab— yang membawa para
pelancong menikmati makan malam sembari menyusuri Sungai Dubai.
sumber:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/09/bastakiya-permukiman-di-dubai-lama
http://travel.kompas.com/read/2014/08/04/190500527/Bastakiya.Permukiman.di.Dubai.Lama.
https://id.wikipedia.org/wiki/Al_Bastakiya
sumber:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/09/bastakiya-permukiman-di-dubai-lama
http://travel.kompas.com/read/2014/08/04/190500527/Bastakiya.Permukiman.di.Dubai.Lama.
https://id.wikipedia.org/wiki/Al_Bastakiya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar