I. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal
dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik
berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya
urusan. Geopolitik merupakan Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa.
Geopolitik diartikan
sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan
strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbngan geografi, wilayah atau
territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan
dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik
suatu Negara. Sebaliknya politik Negara itu secara langsung akan berdampak
kepada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial, mengenai situasi,
kondisi atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevanengan
karakteristik geografi.
Unsur utama
Geopolitik :
• Konsepsi ruang
diperkenalkan Karl Haushofer menyimpulkan bahwa ruang merupakan wadah dinamika
politik dan militer, teori ini disebut pula teori kombinasi ruang dan kekuatan.
•
Konsepsi frontier
(batas imajiner dari dua negara).
•
Konsepsi politik
kekuatan yag terkait dengan kepentingan nasional.
•
Konsepsi keamanan
negars dan bangsa sama dengan konsep ketahanan nasional.
II. Wawasan
Nasional Suatu Bangsa
Suatu bangsa yang
telah menegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari
pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul dari hubungan timbal balik
antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi serta cita-cita dan kondisi sosial
masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah serta pengalaman sejarahnya.
Pemerintah dan rakyat
memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan
kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup,
keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Kata “wawasan” itu sendiri
berasal dari wawas (bahasa Jawa) yang artinya melihat atau memandang.
Dalam mewujudkan
aspirasi dari perjuangan, satu bangsa perlu mempehatikan tiga faktor utama :
1. Bumi atau ruang dimana
bangsa itu hidup.
2. Jiwa, tekad dan
semangat manusianya atau kerakyatannya.
3. Lingkungan
sekitarnya.
Dengan demikian,
wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang
diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (melalui
interaksi dan interrelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional
(termasuk lokal dan propinsional), regional serta global.
IX. Paham Kekuasaan dan Macamnya
Paham kekuasaan yang
kita kenal selama ini memberikan suatu impuls untuk menciptakan suatu formula
pengaturan kenegaraan yang sejatinya membutuhkan koreksi di berbagai
sisi. Perumusan wawan nasional lahir berdasarkan pertimangan dan pemikiran
mengenai sejauh mana konep operasionalnya dapat diwujudkan dan
dipertanggungjawabkan. Karena itu, dibutuhkan landasan teori yang dapat
mendukung rumusan Wawasan Nasional. Teori-teori menurut para ahli yang dapat
mendukung rumusan tersebut antara lain:
a.
Paham Machiavelli
(Abad XVII)
Gerakan pembaharuan
(renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran islam diEropa Barat sekitar abad
VII telah membuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa Eropa Barat
sehingga menghasilkan peradaban barat modern seperti sekarang.
Dalam bukunya tentang
politik yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan judul “The Prince”,
Machiavelli memberikan pesa tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar
agar sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh.
Menurut Machiavelli,
sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil seperti berikut ini:
1.
Segala cara
dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan.
2.
untuk menjaga
kekuasaan rezim, politik adu domba disah kan.
3.
dalam dunia politik
yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
Sesama hidupnya, buku
“The Prince” tidak boleh beredar. Tetapi setelah Machiavelli meninggal, bukunya
menjadi sangat laku dan dipelajari oleh orang-orang dan dijadikan pedoman oleh
banyak kalangan politisi dan para kalangan elite politik.
Gerakan pembaharuan
yang dipicu oleh masuknya ajaran islam di eropa barat sekitar abad VII telah
mambuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa di eropa baratsehingga
menghasilkan peradaban barat modern seperti sekarang di bidang politik dan
kenegaraan atau sumber pemikiran sebuah Negara kecil di italia.
b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte
(abad XVIII)
Kaisar Napoleon merupakan tokoh
revolusioner di bidang cara pandang, selain penganut baik dari Machiavelli.
Napoleon berpendapat bahwa perang di masa depan akan merupakan perang total
yang mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu
didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi demi
terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah negara-negara
disekitar Prancis. Ketiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan dengan
sempurna oleh Napoleon, namun menjadi bumerang bagi dirinya sendiri sehingg
akhir kariernya dibuang ke Pulau Elba.
c. Paham Jenderal Clausewitz (Abad
XVIII)
Menurut Clausewitz, perang adalah
kelanjutan Politik dengan cara lain. Peperangan adalah sah-sah saja untuk
mencapai tujuan nasional bangsa . pemikiran inilah yang membenarkan Prusia
sehingga menimbulkan perang Dunia Pertama dengan kekalahan pihak Prusia.
d. Paham Feuerbach dan Hegel
Paham materialisme Feuerbach dan
teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar Barat yang berkembang
didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak yang lain. Pada
abad XVII paham perdagangan bebas yang merupakan nenek moyang liberalisme
sedang marak. Saat itu orang-orang berpendapat bahwa ukuran keberhasilan
ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur
dengan emas. Paham ini memicu nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam
mencari emas ke tempat yang lain. Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari
daerah baru, kemudian Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga yang mendorong
Belanda untuk melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara
selama 3,5 abad.
e. Paham Lenin (XIX)
Lenin telah memodifikasi paham
Clausewitz. Menurutnya, perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan.
Bagi Leninisme/komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di
seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia.
Karena itu, selama perang dingin, baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba
untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia. G.30.S/PKI adalah salah satu
komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa
paham komunisme ternyata berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.
f. Paham Lucian W.Pye dan Sidney
Dalam buku ‘Political Culture and
Political Developmen’t (Princeton University Press, 1972 ), mereka mengatakan
:”The political culture of society consist of the system of empirical believe
expressive symbol and values which devidens the situation in political action
can take place, it provides the subjective orientation to politics…..The
political culture of society is highly significant aspec of the political
system”. Para ahli tersebut menjelaskan adanya unsur-unsur sebyektivitas dan
psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan
suatu sistem politik dapat dicapai apabila sistem tersebut berakar pada
kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
https://frwibowo.wordpress.com/2013/05/21/paham-kekuasaan-dan-teori-geopolitik/
http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-geopolitik-dan-wawasan.html
http://arinnie.blogspot.co.id/p/geopolitik.html
Pendidikan
Kewarganegaraan 2012. Hartomo Media Pustaka. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar