Rabu, 10 Januari 2018

Kritik Yang Berwenang (The Authoritive Setting)


Fauzia Aini

24314079
4TB07

Kritik Yang Berwenang  (The Authoritive Setting)
·         Sumber kritik otoritas adalah kekuatan yang melekat dalam posisi sosial. Hubungan secara hirarkis individu dengan pembuat keputusan dan penentu kebijakan.
·         Dalam kasus yang sama adalah dasar-dasar kritik yang berlangsung dalam situasi pendidikan studio perancangan. Sekalipun dalam banyak model pendidikan sebagaimana di Beaux Art Guru dipandang sebagai partner dalam proses pembelajaran. Ada juga dalam model pendidikan kontemporer yang masih memandang guru secara structural memiliki kepekaan untuk menyukai individu tertentu sebagai sebuah figure yang semi otoriter.
·         Terdapat beberapa kesulitan dalam kritik yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas (John Wade, 1976):
a.  Peran juri yang berlaku sebagai pihak yang memiliki otoritas menghakimi tetapi juga memiliki kekauasaan instruksional.
b.  Adanya fleksibelitas dalam menetapkan nilai kritik yang dilancarkan- dimana kritikus merespon pada fakta projek yang sedang dipresentasikan.
c. Keputusan dipengaruhi oleh situasi yang beragam yang dihadapi masing-masing pendidikan, keputusan yang dilakukan secara acak terinspirasi dari solusi yang datang berdasarkan pengaruh jaman.

d.      Tidak ada kualitas nilai yang secara eksplisit tertuang dalam setiap keputusan.

Lemongrass

Sumber: https://www.archdaily.com/771493/lemongrass-einstein-and-associates

Lemongrass adalah sebuah restoran yang terletak di Bogor, Jawa Barat. Berlokasi dekar dengan bangunan-bangunan penting seperti Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor yang merupakan salah satu kebun raya terbesar dan tertua di Bogor, konsep dari restoran ini pun terinspirasi dari keindahan kota Bogor.
Bogor dulunya disebut “Buitenzorg” pada jaman penjajahan kolonial Belanda “Buitenzorg”  berarti ‘kota yang damai’ dalam bahasa Belanda, mencerminkan keindahan kota bogor yang membuat orang-orang merasa aman dan damai.

Sumber: https://www.archdaily.com/771493/lemongrass-einstein-and-associates

Ide konsep dari Lemongrass ini berasal dari pengamatan suasana di Bogor dan terciptalah koncep ‘Tropical Paradise’. Arsitektur, interior dan desain tamannya semua bergabung mencermikan konsep Tropical Paradise. Lemongrass didesain bergaya modern tropical architecture yang kaya akan warna-warna tropikal dan tanaman yang diatrur sedemikian rupa agar menyatu dengan alam sekitar bangunan ini.
Sumber: https://www.archdaily.com/771493/lemongrass-einstein-and-associates

Bangunan ini diposisikan ditengah-tengah taman-taman yang telah dirancang dengan indah, menggambarkan Buitenzorg yang indah dan damai. Yang paling utama dari bangunan ini, denahnya sengaja didesain terbuka, tidak ada sekat antara indoor dan outdoor. Bangunan ini dibagi menjadi empat ruang utama,  the main indoor dining area, alfresco dining, second floor indoor dining dan rooftop dining area. Pada pintu masuk restoran, pengunjung akan  melewati ‘jungle corridor’  dan akan disambut dengan suara aliran air yang berasa dari reflecting pool dan keindahan dari taman.

Secara keseluruhan area rooftop ini lebih fleksibel dan bebas, dengan The overall layout arrangement of the rooftop area is more flexible and free, dengan communal bar table yang panjang dan colorful dan lounger chairs untuk menikmati indahnya pemandangan dari matahari terbenam, gunung, dan taman di belakang restoran. Dengan dikeliling taman, furniture yang sangat colorful, berbagai kayu bekas di dinding utama dan tidak lupa yaitu pemandangan dari alam kota Bogor, orang-orang akan merasakan dirinya di dalam tropical garden.